NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
Statistik Pembangkit Listrik di Indonesia
Di artikel Tantangan PLN di Indonesia hingga tahun 2020, telah disebutkan bahwa kebutuhan listrik Indonesia di tahun 2003 sebesar 91,72 TWh. Pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana saja energi tersebut berasal?
Berikut statistik pembangkit listrik di Indonesia di tahun 2012 berdasarkan data PLN:
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) – 14.446 MW (43,91%)
Pembangkit listrik dengan tenaga uap ini masih mendominasi energi listrik di Indonesia. PLTU digerakkan menggunakan bahan bakar batubara. Dengan beberapa PLTU yang besar adalah: PLTU Priok dan PLTU Suralaya. Pangsa produksi menggunakan PLTU naik dibandingkan tahun sebelumnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU) – 8.814 MW (26,79%)
Pembangkit listrik dengan kombinasi tenaga gas alam dan batubara ini menduduki peringkat kedua sebagai penghasil energi terbanyak untuk Indonesia. Pangsa produksi menggunakan PLTGU naik dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa PLTGU besar mencakup: PLTGU Semarang dan Unit Pembangkitan Gresik.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) – 3.516 MW (10,68%)
Pembangkit listrik dengan tenaga air (kombinasi air terjun dan turbin) ini menduduki peringkat ketiga sebagai penghasil energi terbanyak untuk Indonesia. Penggunaan air sebagai pembangkit listrik ini relatif konstan dibanding tahun sebelumnya. Contoh PLTA besar di Indonesia: PLTA Cirata dan PLTA Saguling.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) – 2.973 MW (9,04%)
Pembangkit listrik dengan tenaga gas alam ini juga merupakan bagian yang cukup signifikan dalam memproduksi energi di Indonesia. Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar pembangkit listrik naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Contoh PLTG besar di Indonesia: Unit Pembangkitan Gresik dan Unit Pembangkitan Muara Tawar.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) – 2.599 MW (7,90%)
Pembangkit listrik dengan tenaga solar ini cukup banyak penggunaannya, dikarenakan proses pembangunan nya yang relatif lebih cepat, murah dan mudah dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Penggunaan solar sebagai bahan bakar pembangkit listrik mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Contoh PLTD besar di Indonesia: PLTD Trisakti dan PLTD Seberang Barito.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) – 548 MW (1,67%)
Pembangkit listrik dengan tenaga panas bumi ini cukup kecil secara kapasitas produksi. Dikarenakan mahalnya infrastruktur yang diperlukan, ditambah terbatasnya lahan yang bisa dipakai untuk peruntukan panas bumi. Penggunaan panas bumi sebagai bahan bakar cenderung konstan dibanding tahun sebelumnya. Beberapa PLTP besar di Indonesia: PLTP Kamojang dan PLTP Gunung Salak.