NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
Ledakan Bom Sarinah, Picu Lemahnya Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dolar AS kian melemah, terlebih lagi adanya peristiwa terkait ledakan bom yang terjadi di sarinah, tepatnya di jantung ibukota Jakarta.
Setelah penutupan perdagangan pada Rabu 13 Januari 2016 di mana rupiah jatuh pada level 13.835, kini rupiah kembali dibuka dan melemah hingga 22 poin pada level 13.857 terhadap dolar AS.
Berdasarkan data yang dikutip dari Bloomberg sendiri di hari Kamis (14/01/2016), rupiah semakin tertekan menuju level 13.910 di pukul 10.50 siang tadi. Di mana sebelumnya hanya berselang 5 menit sebelumnya, rupiah bergerak pada kisaran angka 13.837 tiap dolar AS. Bisa disimpulkan sepanjang hari Kamis di siang ini, rupiah berada pada kisaran level 13.829 hingga 13.910 per dolar.
Berdasarkan penuturan dari Rully Nova, yakni pihak PT Bank Woori Saudara Indonesia berpendapat bahwa sentimen internal kian mendominasi terjadinya penurunan nilai tukar mata uang rupih di siang ini. Hal ini terkait dengan bom Sarinah, Rullu pun menilai hal tersebut bisa mempengaruhi pandangan para pelaku pasar mengenai situasi keamanan dan politik yang terjadi di Indonesia.
Rully menambahkan, “Faktor keamanan dan politik secara langsung mempengaruhi setiap pergerakan mata uang rupiah. Hal ini tentunya mengkhawatirkan para investor akan mata uang rupiah sebaga mata uang dair negara berkembang.”
Bahkan menurutnya, rupiah pun masih terus melemah dan tertekan sampai sore ini akibat peristiwa ledakan bom tersebut. Namun di samping itu, ia berpendapat bahwa kemungkinan rupiah masih memiliki peluang untuk menguat tentunya jika pemerintah langsung bereaksi secara tepat dan cepat.
Menurut pendapatnya, pererakan rupiah sendiri tergantung dari respon dari pemerintah yang bisa membantu menguatnya nilai mata uang rupiah itu sendiri.
Adapun ledakan yang terjadi tersebut berlokasi di Sarinah saat pukul 10.40 WIB siang tadi tadi dan juga ledakan kedua terjadi di pukul 10.55 WIB. Karena ledakan tersebut, mempengaruhi terjadinya penurunan pada laju Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang kian melemah hingga 1,17 persen menuju poin 4.485,77.