NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
Kondisi Perekonomian Indonesia di Tahun 2015
Bila kita berbicara tentang kondisi perkonomian di negara kita, Indonesia. Kita tentu terkadang menggelengkan kepala dan tertegun prihatin dengan kondisi yang ada saat ini. Harga-harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, masih terlalu tinggi dan bahkan masih sulit dijangkau oleh kalangan-kalangan menengah kebawah. Selain itu, angka kemiskinan juga masih tinggi.
Namun bila kita menilik ke belakang, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi pada zaman pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Ya, pemimpin negara juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap kondisi perekonomian negara kita. Sebagai contoh, ketika presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintah sebagai presiden, kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih buruk dari kondisi saat ini. Banyak terjadi kasus korupsi yang tentu merugikan keuangan negara yang tentunya dapat memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia. Selain itu, banyak Badan Usaha Miliki Negara yang harusnya dapat memberikan sumbangsih terhadap perekonomian bangsa yang cenderung tidak terurus bahkan terabaikan dan tidak berkembang sebagai mana mestinya.
Selain itu, banyak kebijakan politik khususnya dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang cenderung merugikan negara Indonesia. Salah satunya adalah, dengan mengimpor berbagai kebutuhan pokok dari luar. Hal ini tentu sangat merugikan para petani negeri yang memproduksi bahan pokok yang sama dengan bahan pokok yang ditetapkan akan diimpor oleh presiden.
Jadi bukan isapan jempol semata, bila kita mengatakan bahwa pemimpin dan birokrat negeri ini memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara kita. Sebagai contoh, banyak kebijakan yang dilakukan khususnya selama pemerintahan Joko Widodo yang dianggap menaikkan angka perekonomian Indonesia. Salah satunya dengan memberdayakan petani lokal. Selain menaikkan derajat kesejahteraan dan kemakmuran petani lokal. Hal ini tentu berdampak, dimana Indonesia tidak perlu lagi untuk bergantung terhadap pasokan bahan kebutuhan pokok dari luar negeri. Yang mana hal ini juga dapat meningkatkan perekonomian bangsa kita, bangsa Indonesia. Selain itu, Joko Widodo juga tidak main-main terhadap optimalisasi fungsi Badan Usaha Miliki Negara atau yang dikenal dengan BUMN. Dimana BUMN harus bisa memberikan pengaruh menaikkan perekonomian bangsa.