NEWS

Indonesia kurangi impor Premium hingga 30 %

POSTED ON Nov 4, 2015

Indonesia berencana mengaktifkan kembali dua kilang pengolahan minyak Negara. Rencana pengaktifan ini diprediksi dapat membantu mengurangi impor bahan bakar minyak jenis premium sebanyak 30 persen. Menurut Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Wianda Pusponegoro, penghematan sebesar 30 persen ini setara dengan penghematan devisa sebesar 1,99 milliar dolar AS per tahunnya. Sedangkan jumlah impor bahan bakar minyak jenis premium setara dengan pengurangan sebesar 91.000 barrel per hari.

Jumlah impor nasional terhadap bahan bakar minyak jenis premium saat ini ialah pada angka 17,1 juta kiloliter atau setara dengan 9 juta barrel per bulannya. Jumlah ini setara dengan 58 persen dari jumlah konsumsi premium nasional yaitu 29,5 juta kiloliter per bulannya. Maka usaha pemerintah pengaktifkan dua kilang pengolahan minyak yang berdampak positif pada pengurangan impor bahan bakar minyak jenis premium sebesar 3 persen dari total impor saat ini perlulah diberi dukungan dan apresiasi yang posiitif.

Pengaktifan dua kilang pengolahan minyak

Dua kilang pengolahan minyak Negara yang akan diaktifkan ialah kilang pengolahan Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa timur dan kilang pengolahan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) di Kilang Cilacap, Jawa tengah. Persiapan proses pengaktifan kedua kilang pengolahan minyak tersebut sudah hampir memasuki tahap siap operasi. Kilang TPPI akan mulai beroperasi pada awal bulan Oktober ini setelah selama ini berhenti beroperasi, sedangkan kilang unit RFCC saat ini sedang dalam proses akhir komisioning dan siap berooperasi selambat - lambatnya pekan kedua bulan ini.

Tambahan produksi premium

Setelah pengoperasian dua kilang pengolahan tersebut berjalan, jumlah potensi produksi premium tambahan yang akan diterima pertamina adalah sebanyak 91.000 barrel per hari. Angka ini berasal dari 61.000 barrel produksi Trans pacific Petrichemical Indotama, jumlah ini setara dengan 22,27 juta barrel per tahun, sedangkan Residual Fluid Catalytic Cracking di Kilang Cilacap member tambahan produksi premium sebesar 30.000 barrel. Semoga jumlah ini menjadi awal yang baik bagi usaha pemerintah mengurangi impor bahan bakar minyak jenis premium.