NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
MEA 2015 dan SDM Indonesia
Pada penghujung tahun 2015 ini akan mulai digalakkan sistem Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana setiap negara–negara ASEAN akan saling berlomba untuk menawarkan produk barang dan jasanya kepada negara lain dalam lingkup Asia Tenggara dan didukung pula dengan kemudahan sistem perdagangan antar negara tersebut. MEA ini merupakan salah satu jalan pula untuk meningkatkan daya saing dengan negara Cina dan India dalam bidang perdagangan dan untuk menarik investor asing. Dalam MEA, negara ASEAN yang siap bersainglah yang kelak akan menjadi pemenang dan penguasa pasar di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia sebagai salah satu negara didalamnya tentu harus ikut berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi Asean, bukan hanya karena bagian dari Asia Tenggara tapi juga sebagai pelaku dalam perekonomian global. Namun apakah Indonesia sudah siap memasuki MEA ? Jika menilik dari sumber daya yang dimiliki Indonesia seharusnya Indonesia cukup percaya diri untuk bisa berkompetisi dalam MEA, namun harus diperhatikan pula sebelumnya kendala atau efek negatif dari MEA untuk sumber daya manusia Indonesia sendiri.
Sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi tentu tidak diragukan lagi jika sumber daya manusia Indonesia melimpah, jadi secara kuantitas Indonesia tidak perlu khawatir akan kekurangan tenaga kerja. Nah, yang harus diwaspadai dari MEA ini adalah dengan adanya pasar bebas maka akan menarik investasi dalam negeri yang kemungkinan besar akan menarik tenaga kerja asing pula. Jika banyak tenaga kerja dari luar maka tentu akan mempersempit lapangan pekerjaan bagi sumber daya manusia dari Indonesia. Hal ini yang kemudian membuat jumlah pengangguran di Indonesia akan meningkat. Lalu bagaimana untuk mengatasinya ? Untuk menandingi tenaga kerja dari luar maka Indonesia juga harus memiliki sumber daya manusia yang kompetitif pula sehingga bisa bersaing dan setara dengan tenaga kerja asing.
Sumber daya manusia selalu bertambah setiap tahunnya, berbeda dengan sumber daya alam yang justru menyusut setiap tahunnya. Maka disinilah tantangan bagi Indonesia untuk membuat sumber daya manusia yang melimpah itu untuk siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan dari segi formal maupun informal sehingga keahlian mereka tidak berbeda jauh dengan tenaga kerja asing. Selain sebagai modal untuk meningkatkan pembangunan suatu bangsa, kualitas tenaga kerja dari negara MEA yang bagus bisa lebih memperluas kesempatan negara tersebut untuk mendapat keuntungan ekonomi yang besar dalam kompetisi MEA. .
Tentu saja meningkatkan kualitas tenaga kerja bukanlah hal mudah karena tentu membutuhkan tahapan dan waktu dalam prosesnya. Saat ini Indonesia harus bergegags untuk mengejar ketertinggalan kualitas sumber daya manusianya agar tidak tergilas tenaga kerja asing. Selain memperluas lapangan kerja, pemerintah bisa lebih menerapkan kebijakan-kebijakan yang lebih menguntungkan peghusaha dalam negeri seperti menyiapkan kemudahan akses permodalan bagi pengusaha dari skala kecil hingga besar. Selain itu pemerintah juga diharapkan mampu mengurangi ekonomi dengan biaya tinggi dan bisa menciptakan suasana bisnis yang kondusif. Bukan hanya dari pemerintah saja, namun diharapkan para pendidik bisa tetap semangat untuk mencetak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian tinggi untuk kelak mampu bersaing dalam kompetensi menghadapi perdagangan bebas.