NEWS

Meningkatkan Penerimaan Negara dengan Ekspor Batu Akik

POSTED ON Sep 7, 2015

Saat ini pemerintah mendukung batu asli Indonesia yang sedang menjadi tren dengan melakukan ekspor batu akik untuk meningkatkan pendapatan negara. Tidak hanya masyarakat Indonesia saja yang gemar mengoleksi batu akik, namun orang luar negeri juga tertarik dengan keindahan batu yang satu ini.

Namun diakui Menteri Perindustrian, yaitu Saleh Husin ekspor batu akik masih terhalang oleh beberapa kendala, salah satunya kualitas desain. Saleh mengatakan bahwa dia akan mendorong batu akik agar tembus pasar global dengan cara meningkatkan kualitas desainnya agar lebih menarik. Saleh juga berharap bahwa tren batu akik ini tidak hanya booming sesaat saja, seperti tren koleksi tanaman beberapa tahun yang lalu, hal tersebut dilontarkannya ketika membuka pameran batu mulia di Plasa Industri dengan tema Demam Batu

Untuk menjaga tren penjualan batu akik yang sedang mengalami tren saat ini, akan digelar pameran batu akik secara konsisten sehingga tren penjualan batu akik bisa bertahan lama dan tidak hilang begitu saja.

Batu akik merupakan komoditas ekspor perhiasan dan permata. Oleh karena itu ekspor batu akik diharapkan dapat mendorong surplus neraca perdagangan serta mendorong perekonomian Indonesia. 

Saat ini Indonesia mempunyai 45 jenis batu akik, dan setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batu akik yang berbeda-beda. Karena berbagai macam dan jenis batu akik itulah yang membawa banyak kolektor dan pedagang dunia berbondong-bondong ke Indonesia untuk berburu batu akik. Melihat peluang tersebut, akhirnya pemerintah berencana untuk mendorong batu akik tembus pasar global dengan melakukan ekspor.

Berdasarkan data Gemstone Rawabening, penjualan batu akik terus meningkat setiap waktunya. Bahkan dalam sehari bisa terjadi perputaran uang hingga 5-10 miliar rupiah. Terkait dengan harga batu akik yang fluktuatif, pemerintah akan merancang kategori perhiasan yang terkena pajak dalam revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Untuk bisa bersaing dengan produk-produk dari negara lain, kualitas batu akik harus ditingkatkan. Terutama dalam hal desain, diharapkan para pengrajin berkreasi sekreatif mungkin dalam menciptakan produk-produk baru yang berkualitas. Mengenai hal tersebut, pemerintah juga akan melakukan kebijakan dengan cara menyusun standarisasi batu akik untuk meningkatkan kualitasnya.

Euis Saedah yang merupakan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, mengatakan bahwa pemerintah telah mentargetkan proporsi ekspor batu akik pada tahun 2015 ini sebesar 75% dari ekspor perhiasan. Dengan meningkatkan kualitas batu akik diyakini dapat menjadi komoditas ekspor yang bisa mendorong perekonomian serta menambah pendapatan negara. Euis juga mengatakan bahwa dia telah mengirim batu akik ke Taiwan untuk mengembangkan kreasinya dengan cara mengubah bentuknya.

Berdasarkan data yang telah dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kenaikan ekspor perhiasan sebesar 24,15% dengan nilai 668,4 juta dollar AS pada bulan Februari hingga Maret 2015. Dengan begitu ekspor batu akik dapat mendorong perekonomian Indonesia.