NEWS

Inflasi Indonesia (Januari - Juli 2015)

POSTED ON Sep 18, 2015

Seiring dengan momentum hari raya lebaran yang baru saja dirayakan bulan lalu, maka Badan Pusat Statisttik (BPS) mencatatkan inflasi di sepanjang bulan Juli 2015 menyentuh nilai 0,93%. Ini sekaligus lebih tinggi sekitar 0,39% dibandingkan dengan pencapaian inflasi bulan Juni yang hanya berhasil mencapai angka 0,54%. Adanya peningkatan laju inflasi ini sendiri di media bulan Juli dipicu karena eskalasi harga-harga sejumlah bahan makanan serta transportasi yang terjadi sebelum ataupun juga sesudah perayaan lebaran.

Dengan adanya pencapaian inflasi pada angka 0,93% di bulan Juli kemarin, maka laju inflasi secara tahun berjalan dapat menyentuh angka 7,26%. Sedangkan secara kumulatif, inflasi yang ada selama tahun kalender berjalan dapat dihitung mencapai angka 1,90%.

Kenaikan bahan makanan menjadi penyebab inflasi tertinggi

Mengacu kepada data BPS hingga akhir Juli 2015, maka seluruh indeks kelompok pengeluaran sudah diketahui mengalami kenaikan harga yang mengalami kenaikan tertinggi adalah kelompok makanan dengan kenaikan harga yang mencapai angka 2,02%. Sementara untuk kelompok lainnya seperti dari kelompok komunikasi, transportasi serta jasa keuangan menyusul setelahnya dengan kenaikan laju inflasi yang hanya sebesar 1,74%. Untuk kelompok makanan jaadi, rokok, minuman serta tembakau mengalami penaikan harga pada angka 0,51%.

Sedangkan untuk kelompok kesehatan, angka  kenaikannya diketahui mencapai 0,36%, kelompok air, gas, listrik, perumahan hingga bahan bakar mengalami peningkatan mencapai angka 0,13%. Sandang sendiri diketahui mengalami penaikan menuju angka 0,39%.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa laju inflasi untuk komponen inti terhitung per bulan Juli 2015 sudah mencapai angka 0,34%. Dibanding dengan tingkat inflasi komponen inti di sepanjang Januari 2015 lalu yang menyentuh angka 2,34% memang masih cukup rendah. Akan tetapi jika laju inflasi dari komponen inti pada bulan ini dibandingkan dengan bulan Juli tahun lalu yang mencapai angka 4,86% dapat diartikan bahwa komponen ekonomi ini secara umum akan berpengaruh dengan inflasi yang sudah cukup bagus seperti halnya suku bunga.

Tercatat 2 kota mengalami deflasi

Dari total 82 kota yang disurvei, pihak BPS hanya berhasil mencatat 80 koa yang terbukti mengalami inflasi sedangkan 2 kota lainnya justru mengalami deflasi. Untuk inflasi tertinggi tercatat dari Pangkal Pinang mencapai angka 3,18% dan terendah ditemukan di Pematang Siantar dengan hanya 0,06%. Sementara, deflasi yang tertinggi tercatat di Merauke dengan angka 0,65%.

Di Pulau Jawa secara keseluruhan dari 26 kota yang diamati memiliki laju inflasi kurang dari 1% serta 23 yang diamati di Pulau Sumatera tercatat 10 kota dengan tingkat inflasi Juli kurang dari 1% dengan sisanya berada di rentang 1-2% yang artinya laju inflasi di Pulau Jawa sudah lebih bagus.