NEWS

Krisis di Yunani - Apa Efeknya?

POSTED ON Jul 4, 2015

Seperti banyak diberitakan akhir-akhir ini, Yunani secara resmi telah berstatus default dan ada kemungkinan untuk keluar dari wilayah EU (Euro Zone). Yunani menjadi negara developed (negara maju) pertama yang tidak berhasil membayar hutang nya yang jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2015, sebesar 1,55 miliar Euro.

Pada akhir Juni 2015, pemerintah Yunani telah melakukan langkah menutup perbankan di Yunani, dan membatasi jumlah uang yang dapat dikeluarkan dari ATM hanya sebesar 60 Euro per orang per hari nya.

Kebangkrutan Yunani ini dikhawatirkan memiliki efek domino yang cukup panjang, mengingat Yunani merupakan konsumen cukup besar bagi beberapa negara. Untuk Indonesia sendiri, Yunani merupakan konsumen sebesar USD 200 juta / tahun bagi Indonesia.

Di sisi lain, Jerman sebagai negara adidaya dan berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, merupakan kreditor terbesar terhadap Yunani dan akan terkena dampak dari default nya Yunani. Tidak hanya Jerman, negara Eropa lain pasti akan terdampak dari melemahnya ekonomi Jerman. Dilanjutkan oleh Amerika Serikat mengekspor 10% dari produk nya ke 6 negara Eropa, salah satu nya adalah Yunani, sehingga AS akan mengalami perlambatan ekonomi. Setelah AS mengalami perlambatan ekonomi, akan berdampak kepada China yang meng-ekspor produk ke Amerika Serikat. 

Deputi Gubernur Ronald Waas meyakini Indonesia akan terkena dampak dari default nya Yunani, tetapi menambahkan bahwa BI telah melakukan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk meredam efek tersebut. Hal ini dibuktikan dengan stabil nya nilai Rupiah walaupun muncul berita default nya Yunani.

Pada saat ini, Yunani sedang berusaha mengajukan bailout kepada Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF (Troika) sebesar Euro 7,2 miliar.