NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
Pompa di Waduk Pluit Mati, Istana Banjir
Pada hari Senin, 9 Februari 2015, Jakarta digegerkan oleh banjir yang menggenang hingga ke Istana Negara, Jakarta Pusat. Basuki Tjahja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok, menyalahkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) atas kejadian ini. Pasalnya, pasokan listrik yang menghidupi 12 pompa di Waduk Pluit seluas 80 hektar itu diputus karena alasan keamanan. Sedangkan, genset yang tersedia, kapasitasnya hanya cukup untuk menghidupi 2 dari 12 pompa di waduk tersebut.
Joko, salah seorang petugas senior di Waduk Pluit, mengatakan bahwa tingkat air normal di Waduk Pluit adalah di ketinggian -180 cm. Sedangkan mati nya pompa di hari Senin tersebut, menyebabkan air naik dari ketinggian normal, hingga ke ketinggian +150 cm, sehingga menyebabkan banjir di beberapa titik di Jakarta. Pada keadaan normal, memang hanya dibutuhkan 2-3 pompa yang berfungsi. Menurut laporan sementara, listrik dimatikan ketika ketinggian air di Waduk Pluit berada di ketinggian tidak normal, yaitu -150 cm.
Waduk Pluit memiliki total 12 buah pompa yang berkapasitas sedot antara 4,3 - 6 meter kubik per detik. Air yang masuk ke Waduk Pluit berasal dari 10 sungai berbeda di Jakarta. Pihak Direksi PLN sudah mengklarifikasi bahwa memang karena alasan keamanan, dan ada kemungkinan miskoordinasi di bagian lapangan yang menyebabkan pemadaman listrik selama 2 jam di pompa vital tersebut.