NEWS
ARCHIVES
- May 2019 (3)
- January 2019 (10)
- September 2017 (2)
- August 2017 (3)
- July 2017 (1)
- August 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (2)
- March 2016 (3)
- February 2016 (3)
- January 2016 (9)
- December 2015 (10)
- November 2015 (8)
- October 2015 (8)
- September 2015 (8)
- August 2015 (10)
- July 2015 (6)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- March 2015 (2)
- February 2015 (7)
- September 2014 (1)
- August 2014 (2)
- July 2014 (1)
- June 2014 (4)
- May 2014 (7)
- March 2014 (3)
CATEGORIES
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan pembangkit listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia. 43,7% dari keseluruhan daya Indonesia berasal dari batu bara. Indonesia sendiri merupakan pengekspor batu bara nomor 2 paling banyak di dunia setelah Australia.
Di tahun 2013, kita dikejutkan dengan fluktuasi harga batu bara dunia yang menyebabkan banyak perusahaan tambang mengalami kesulitan dan divestasi ke unit usaha lain. Harga batu bara berkalori rendah bisa berfluktuasi antara US$ 19 per ton hingga US$ 150 per ton.
Batu bara sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Antrasit, Bituminus, Sub-Bituminus, Lignit dan Gambut. Antrasit merupakan jenis batu bara yang paling berkualitas, karena kandungan karbonnya sangat tinggi, yaitu di angka 86-98% dengan kadar air yang minimal. Bituminus merupakan jenis yang lebih rendah dari Antrasit dengan kandungan karbon 68-86%. Sub-Bituminus mengandung energi yang lebih sedikit dibanding dengan Bituminus, dengan kadar air antara 15-30%. Sub-Bituminus banyak digunakan di pembangkit listrik dikarenakan hanya mengandung sulfur kurang dari 1%, sehingga mengurangi emisi Sulfur. Lignit merupakan batu bara dengan kadar air yang lebih tinggi dibanding Sub-Bituminus, yaitu di angka 35-75% dari beratnya. Batu bara ini jarang digunakan di pembangkit listrik. Kebanyakan, hanya digunakan di pembangkit listrik di dekat tambang dikarenakan emisi nya yang cukup pekat. Yang terakhir, Gambut memiliki nilai kalori paling rendah di banding jenis batu bara yang lain dan mengandung kadar air di atas 75%.
Batu bara sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Di akhir tahun 2005 sendiri, menurut laporan dari British Petroleum, dunia memiliki cadangan batu bara yang sudah terbukti untuk 155 tahun ke depan.