NEWS

5 Masalah mendasar krisis listrik di Sumatera Utara

POSTED ON Mar 24, 2014

Merdeka.com - Krisis listrik di Medan, Sumatera Utara masih terus terjadi tanpa ada jalan keluar pasti. Bahkan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pramudji tidak berani memberikan jaminan kapan krisis listrik di Sumatera Utara ini akan berakhir.

Menurut Nur Pramudji, pemenuhan listrik di Sumatera Utara menunggu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan 2.2 beroperasi. Namun demikian, Nur Pramudji juga tidak menargetkan kapan pembangkit ini beroperasi.

"Kalau disebutin kapan bisa repot. Ini betul betul kondisi di lapangan. Kita tidak tahu masalah di lapangan apa saja, tapi begitu bisa berfungsi, pasti langsung jalan, biasanya tidak lama," ucap Nur Pramudji di Jakarta beberapa waktu lalu.

Tidak jelasnya penyelesaian krisis listrik di Sumatera Utara ini membuat pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Medan terpuruk. Mereka menjerit karena proses produksi terganggu pemadaman listrik yang berlangsung 3 kali sehari.

Kondisi ini terlihat di Pusat Industri Kecil (PIK), Jalan Menteng Raya, Medan, Kamis (6/3). Para pengrajin mengaku mengalami penurunan produksi sejak krisis listrik melanda Sumut. "Penurunannya hingga 50 persen. Kami sudah mau bangkrut," kata Anto, seorang pengrajin sepatu.

Kondisi serupa diakui Isnaini, pengrajin tas sekolah. Dia juga mengaku mengalami penurunan produksi lebih dari 50 persen karena listrik yang padam tiga kali sehari dengan durasi 3 jam sekali pemadaman.

"Biasanya saya mampu memproduksi 20 tas per hari, sekarang hanya 8 tas," akunya.

Dari permasalahan tersebut, merdeka.com mencoba merangkum beberapa masalah mendasar dari krisis listrik di Sumatera Utara ini.

View Detail